Entah pemikiran yang menggunakan perasaan atau logika keduanya nggak ada yang patut disalahkan. Tapi disini aku Dwita Nur Restiani punya pemikiran yang kiranya masih bisa dipertimbangkan. Pernahkah kamu berpikir dengan memanfaatkan keduanya? Hal itu adalah anugerah yang tidak bisa dipisahkan? Meskipun pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang berbeda. Yang paling penting adalah mengenali situasi, membaca keadaan, dan meraba permasalahan. Apakah saya harus menggunakan logika atau hati saya? Namun untuk kondisi tertentu saya yakin ada yang harus diunggulkan. Misalnya cinta yang dominan mengandalkan perasaan dibandingkan logika. Makanya ada istila "cinta ini kadang-kadang tak ada logika". Ehhhmmm boleh juga, tapi belum tentu logika juga mesti dikesampingkan. Karena kita masih membutuhkannya.
Nah sekarang bagaimana menyikapinya tergantung dari diri kita sendiri? Seimbang antara perasaan dan logika itu paling baik.