Kamis, 28 Januari 2010

Antara hati dan Pikiran

Teman saya bilang, "Wit, aku nggak enak sama dia..Kamu kok tadi ngomongnya kasar sieh? Kalau dia marah gimana? Kalau dia jadi benci sama kamu gimana?". Apakah anda berpikir sama dengan saya kalo pernyataan tersebut adalah menggunakan perasaan atau hati. Sedangkan, "Oh ya, kenapa kamu ngomong seperti itu? Apa sebenarnya masalahnya?". Itu adalah sedikit berpikir menggunakan logika.
Entah pemikiran yang menggunakan perasaan atau logika keduanya nggak ada yang patut disalahkan. Tapi disini aku Dwita Nur Restiani punya pemikiran yang kiranya masih bisa dipertimbangkan. Pernahkah kamu berpikir dengan memanfaatkan keduanya? Hal itu adalah anugerah yang tidak bisa dipisahkan? Meskipun pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang berbeda. Yang paling penting adalah mengenali situasi, membaca keadaan, dan meraba permasalahan. Apakah saya harus menggunakan logika atau hati saya? Namun untuk kondisi tertentu saya yakin ada yang harus diunggulkan. Misalnya cinta yang dominan mengandalkan perasaan dibandingkan logika. Makanya ada istila "cinta ini kadang-kadang tak ada logika". Ehhhmmm boleh juga, tapi belum tentu logika juga mesti dikesampingkan. Karena kita masih membutuhkannya.
Nah sekarang bagaimana menyikapinya tergantung dari diri kita sendiri? Seimbang antara perasaan dan logika itu paling baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar